Home » » Mie Lung Mbak Minah

Mie Lung Mbak Minah

 Sarminah sedang membuat kupat tahu pesanan pembeli
Mie Lung

MAGELANG SELATAN – Masakan bakmi balung atau yang populer disingkat “Mie Lung”, akhir-akhir ini di Kota Magelang mulai sulit ditemukan penjualnya. Memang mayoritas penjual ini tidak bertahan lama dalam berjualan dan beralih menjual masakan lain . Entah kenapa, masakan sederhana berisi bakmi, tulang ayam (rica), sawi hijau, serta berkuah ini mulai menghilang dalam peredaran. Padahal, dahulunya mudah sekali untuk menemui penjual mie lung di dalam perkampungan.

Berdasarkan informasi yang didapat seputar magelang, di kawasan Pasar Rejowinangun masih ada penjual mie lung. Dia merupakan satu-satunya penjual mie lung di Pasar rejowinangun yang sudah selama 5 tahun masih setia berjualan mie lung, atau setahun sebelum pasar tradisional terbesar di kota ini terbakar pada 26 Juni 2008 silam. Namanya Sarminah, namun lebih dikenal dengan nama ‘mie lung mbak Minah’.

Selain itu, usaha sederhana milik
warga RT01 RW10, Paten Gunung, Kelurahan Rejo Selatan ini juga merupakan satu-satunya pendapatan dikeluarganya. Sudah selama 22 tahun, Sarminah bersama suaminya, Suwarto, menjajakan usaha makanan ini menggunakan gerobak dan mangkal di pasar. Kehidupan mereka dan seorang anak tunggal mereka sangat bergantung kepada usaha ini. Perlahan, mereka mampu menghidupi dan membiayai hingga anaknya lulus SMA. Saat ini, anak tercintanya sudah menginjak umur 27 tahun dan telah hidup mandiri serta bekerja menjadi seorang karyawan di Magelang.   

“Sudah 22 tahun saya berjualan makanan, dari anak saya kecil sampai sekarang sudah besar. Awalnya, saya hanya menjual kupat tahu saja, tapi pada tahun 2007 barulah saya mulai jualan mie lung sampai sekarang. Syukur Alhamdulillah, usaha saya ini masih jalan meski pendapatan tak sebaik dulu saat pasar belum terbakar, tapi saya saya sangat bersyukur dik,” tutur Sarminah dengan ramahnya, saat ditemui sedang berjualan, kemarin.

Wanita yang saat ini telah berumur 51 tahun dan sebagian rambutnya mulai memutih ini juga menjelaskan, tidak ada resep khusus untuk membuat usaha tetap berdiri tegak selama puluhan tahun. Melainkan harus ada kesetiaan dalam pekerjaan yang ditekuni, karena bekerja merupakan ibadah.

“Banyak orang yang bilang sama saya, kenapa rasa masakan mie lung buatannya tidak bisa seperti punya mbak Minah, padahal bahan dan resep sudah sama. Lalu saya balik tanya, kok bisa..! Menurut saya, beda tangan itu pasti beda rasa,” ceritanya sambil tersenyum.

Ditemui ditempat, seorang pelanggan, Wahidi, mengaku sudah selama puluhan tahun menjadi pelanggan masakan mbak Minah. “Wah, sudah puluhan tahun saya menjadi pelanggan mbak Minah. Sekarang, minimal dalam sepekan sekali saya selalu mampir makan disini mas,” ujar warga Kampung Kiringan ini, sambil menyantap kupat tahu yang ia pesan.

Dari dahulu Sarminah menjual kupat tahu seharga Rp300, hingga saat ini seharga Rp5,000 dan Mie Lung Rp4,000, dia masih setia menekuni usaha ini dan tidak beralih menjual masakan lain. Hanya saja untuk melengkapi jualannya, dia menambah menu nasi goreng namun tetap diberi rica-rica tulang ayam seperti layaknya Mie Lung. (eko)

3 komentar:

  1. info bisnis online gan
    okeyprofits.com perusahaan online yg sudah banyak menguntungkan dan sya sudah membuktikannya, hanya modal 100 rb saya sdah untung 1 jutaan dlm 1 minggu.dengan merekrut org lain kita dpt bonus, perushaan memberikan keuntungan 2% perhari dari modal awal kita dan kontrak 100 hari
    ini kerja nyata semakin giat dan percya dri dlm meyakinkan orang lain tak da yg tak bisa. kerja keras hasil pun besar kerja malas tak da hasil.
    daftar grtais dr Url sya
    untuk info lanjut 082166643133

    BalasHapus
  2. di desa kaliabu , salaman ada warung mi lung mbak tiwi, Enak lho. Malah dah ada sejak 8 tahun lalu

    BalasHapus

Labels